Hai, teman-teman. welcome to my blog ^_^. terima kasih atas kunjungan kamu semua keblogku ini. Pada kesempatan ini aku ingin menghadirkan cerita berbingkai yang aku buat sendiri untuk tugas B.indonesia bulan lalu. selamat membaca....maaf ya kalu mungkin ceritanya kurang menarik. Kalian bisa kommen nanti dibawah itu,,,, thank you
enjoy ^o^
Petualangan 4 Saudara
Hari itu masih petang, matahari belum
memunculkan sinarnya. Hanya suara ayam jago berkokok yang memecahkan pagi yang
masih petang itu. keluarga kecil bu warni saat itu masih tertidur lelap.
Termasuk beni anak paling bungsunya yang masih tertidur lelap di dalam
dekapannya. Deni, risa dan sely anaknya yang lain juga masih setia dengan kasur
empuknya dan selimut tebal mereka. Bu warni adalah janda beranak 4. Dua tahun
lalu suami meninggal dunia saat menjalankan tugasnya sebagai perwira angkatan
darat di surabaya. Sehingga sejak saat itu, bu warni menjadi orang tua tunggal
untuk ke empat anaknya.
Tiba-tiba “boooooommmmm, ndarrrrrr “ terdengar
suara seperti ledakan bom yang sangat keras suaranya. suaranya hampir mirip
dengan suara bom nuklir yang di jatuhkan sekutu kepada jepang saat perang dunia
tahun 1945. Seketika itu juga bu warni dan beni terbangun. Bu warni dan beni
kemudian berlari menuju kamar kakak-kakak beni. Saat membuka pintu kamarnya, ia
sudah melihat anak-anak yang lain juga sudah terbangun. Tampak ketiga anaknya
juga ketakutan. Wajah mereka memperlihatkan rasa takut yang amat sangat walau
hanya diam.
“Suara apa itu tadi bu?” tanya beni polos.
“Iya bu, suara apa itu tadi. Suaranya keras sekali?” lanjut sely bertanya.
“Ibu juga tidak tahu nak. Ayo kita keluar saja, untuk melihat
keadaan diluar” jawab bu warni mencoba menenangkan anak-anaknya.
Kemudian bu warni dan keempat anaknya keluar rumah. Di luar, sudah
banyak warga yang berkumpul. Tampak suasana pagi itu menjadi sangat tegangan
dan ramai. Banyak waarga yang bertanya-tanya suara ap itu tadi. Disana juga ada
pak hasan, selaku ketua RT dusun Randu Gondosuli.
Bu warni kemudian bertanya pada pak hasan “ pak hasan, apa yang
terjadi sebenarnya?”.
“Saya juga kurang tahu ibuk, saya baru mencoba menghubungi pak
lurah. Namun menurut analisa saya. Suara itu berasal dari gunung barong yang
akhir-akhir ini mulai aktif” jelas pak hasan.
“Iya, mungkin suara itu berasal dari gunung barong itu” sambung bu
wati. Setelah mendengar penjelasan pak hasan, sambil mengacungkan jarinya ke
gunung barong.
“Ya mungkin saja” lanjut beberapa warga.
“Tapi itu tidak mungkin pak. Selama ini gunung barong termasuk
gunung yang sudah tidak aktif lagi. Mungkin suara itu berasal dari ledakan
tabung gas elpiji” bantah pak larno.
“Namun, itu juga bisa terjadi pak larno. Selama ini gunung barong
termasuk gunung berapi aktif. Hanya saja selama ini tidak begitu menunjukan
aktiftasnya” jelas bu warni.
Gunung barong adalah gunung yang terletak 20 km dari dusun randu
gondosuli. Gunung barong termasuk gunung berapi. Namun selama ini gunung barong
kurang menunjukkan aktivitasnya. Jadi tak heran banyak masyarakat yang
menganggap bahwa gunung itu sudah mati atau tidak aktif lagi.
Tak lama kemudian,
pak wahid lurah dusun randu gondosuli
datang beserta dua orang asing. Pak wahid kemudian mengumpulkan semua warga.
Sepertinya ia akan menyampaikan hal penting untuk semua warga.
“Bapak-bapak, ibu-ibu warga dusun randu gondosuli yang saya
sayangi. Mungkin pagi ini kita dikejutkan dengan suara ledakan yang sangat
keras. Mungkin anda sekalian bertanya, suara apa tadi. Suara itu berasal dari aktivitas
gunung barong yang mulai aktif. Mungkin diperkirakan beberapa hari lagi, gunung
barong akan bererupsi” jelas pak wahid.
Suasana menjadi riuh rendah. Kemudian pak wahid melanjutkan
penjelasannya.
“ Dua orang ini adalah ahli kegunungan dari kota. Mereka kemarin
datang kerumah saya, dan menjelaskan keadaan yang terjadi di gunung barong.
Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Semua warga akan diungsikan
kedaerah yang aman. Saya mohon tolong persiapan barang-barang dan perlengkapan
seperlunya saja. Terima kasih atas perhatian bapak dan ibu” lanjut pak wahid
menjelaskan secara rinci.
Tanpa pikir panjang lagi, semua warga kemudian
menuju rumah masing-masing begitu juga keluarga bu warni. Bu warni kemudian
menyiap barang-barang yang perlu dibawa. Deni, Risa, dan Sely juga
mempersiapkan barang-barang mereka sendiri. Beni yang masih berumur 8 th, juga
mempersiapkan sendiri barangnya. Namun masih dibantu kakak-kakaknya. Sejak awal
almarhum suami bu warni sudah mengajarkan kedisiplinan dan kemandirian yang
tinggi kepada semua anak-anaknya. Maka, tak heran semua anaknya mempersiapkan
sendiri barang-barang mereka sendiri tanpa harus menyusahkan sang ibu.
Setelah semua siap, kemudian bu warni dan
anak-anaknya menuju balai desa radhu. Sampai disana beberapa warga sudah
berkumpul. Bu warni dan anaknya kemudian naik ke salah satu mobil pick up, yang
sudah berjejer rapi di depan pendopo. Beberapa menit kemudian, mobil pick up
yang di tumpangi bu warni dan anaknya mulai dipenuhi orang. Tak lama kemudian,
mobil pick tersebut meninggalkan balai desa dan menuju ke tempat pengungsian.
Sampai di tempat pengungsingan para warga
kemudian diberi pengarahan sedikit. Para warga diungsikan dirumah-rumah susun
tua, jaman penjajahan dulu. Bu warni dan ke empat anaknya kemudian menuju
kekamar mereka.
Sampai dikamar, Deni, Risa, Sely, dan beni
langsung menata baju mereka masing-masing. Begitu juga bu warni juga menata
barang-barangnya.
***
Malam harinya, mereka tidur dengan nyaman. Saat itu beni terbangun dari
tidurnya. Ia ingin ke kamar mandi. Beni kemudian menuju ke kamar mandi. Saat
akan kembali ke kamarnya lagi. Beni melewati sebuah ruangan kecil. Beni
penasaran dengan isi ruangan tersebut. ia kemudian membuka pintu ruangan itu.
Ternyata di dalam ruangan tersebut hanya terdapat sebuah lemari baju.
“Wow, lemarinya besar sekali” kagum beni.
“Kira-kira isinya apa ya?” tanya beni dalam dalam hati.
Ia kemudian mencoba membuka lemari tersebut. Ternyata lemari
tersebut tidak dikunci. Di dalam lemari tersebut terdapat banyak jaket.
“wah, jaketnya banyak sekali” kata beni.
Beni kemudian masuk ke dalam lemari besar itu. ia masuk semakin
dalam, dan sampai akhirnya. Ia seperti berada di sebuah hutan tropis yang
sangat rindang dan sejuk . Beni sangat
terkejut dengan hal yang sedang dia alami saat itu. ia kemudian berjalan menuju
ke sebuah pohon yang lumayan besar. Di dekat pohon tersebut berdiri tiang lampu
jalan berwarna hitam. Beni kemudian mengambil salah satu daun kering yang
berserakan di tanah.
Tiba tiba seperti ada orang yang mengintip beni dari balik pohon.
Ia merasa seperti sedang diawasi oleh seseorang.
“Hey, siapa disana?” teriak beni.
Namun, masih tidak ada respon.
“Aku beni, salam kenal, aku tidak bermaksud mengganggu. Keluarlah”
lanjut beni, berharap seseorang yang sedang mengawasinya itu keluar.
Akhirnya orang tersebut keluar. Namun, alangkah terkejutnya beni
ketika melihat keadaan orang tersebut. orang itu berbentuk manusia, tetapi
kakinya berupa kaki keledai. Beni hanya bisa bengong melihatnya.
“hai... aku beni ? anda siapa” sapa beni spontan.
“emm,, aku binggo” dengan wajah agak takut.
“salam kenal. Jangan takutaku tidak akan menyakitimu” jelas beni
ramah.
Setelah berbincang sebentar, binggo mengajak beni ke rumahnya. Beni
kemudian antusias dan mereka berdua menuju rumah binggo. Sampai disana mereka
kemudian melanjutkan perbincangan.
“Binggo, bolehkah aku bertanya sesuatu kepadamu?” tanya beni.
“Iya beni, boleh. Apa yang ingin engkau tanyakan?” jawab binggo.
“Hmm,, sebenarnya aku saat ini sedang di daerah mana?” tanya beni
polos
“Hahahah,,, jadi sejak tadi kamu tidak tahu ini kamu sekarang
sedang berada dimana?” kata binggo.
“Iya.. heheh ?” jawab beni
“Engkau sedang berada di sebuah daerah bernama ganda wangi. Ganda
wangi merupakan tempat hidup juga tempat hidup binatang-binatang. Prabu dewata
adalah pemimpin kami. Kami semua hidup nyaman dan damai disini. Namun, saat ini
keadaan menjadi berubah ketika si Ruwina, Penyihir jahat yang ingin menguasai ganda
wangi. Beberapa hewan diubahnya menjadi
sebangsaku, burung gagak. Namun, kami percaya suatu saat nanti ganda
wangi akan merdeka kembali dan bersatu” jelas binggo.
“apakah tidak ada cara untuk mengalahkan penyihir jahat tersebut?”
tanya beni lagi
“menurut legenda, akan datang 4 orang anak manusia yang akan
membebaskan kami dari pengaruh sihir ruwina ini. dan sekarang aku telah
menemukannya” jawab binggo senang.
“wow, bagus lah,, siapa orang itu binggo” jawab beni penasaran.
“engkau beni...”jawab binggo.
“bukan kah kamu juga memiliki tiga orang kakak kan?” lanjut binggo
bertanya.
“iya, benar. Tapi apakah orang yang dimaksud dalam legenda itu
adalah kami. Itu tidak mungkin” jawab beni tak percaya.
“percayalah beni. Aku yakin ke 4 orang anak itu, adalah kalian. Aku
yakin. Apakah kau tidak ingin membantu kami” tanya binggo.
“tidak bukan maksudku begitu. Kami pasti membantu kalian semampu
kami” jawab beni
Binggo merasa lega. Itu terlihat dari raut wajahnya yang sumringah.
Kemudian beni pamit untuk pulang. Ia kemudian menuju ke jalan masuk ke ganda wangi tadi.
***
Saat keluar dari lemari beni masih tidak percaya dengan apa yang
telah ia alami. Namun, ia mencoba brpikiran positif. Ketika kembali ke
kamarnya. Beni terkejut ketika deni kakaknya memanggilnya dari luar ruangan
tempat lemari itu berada.
“Beni,,,” sahut deni kakaknya.
“iya kakak... “ kata beni, sambil keluar ruangan.
deni terkejut ketika melihat adeknya keluar dari sebuah ruangan
aneh.
“sedang apa kau disitu ben..? ruangan apa itu?” tanya deni
penasaran.
“kakak didalam ruangan itu ada sebuah lemari besar. Percaya atau
tidak percaya kak tadi aku mengalami hal yang sangat mustahil. Aku masuk ke lemari
dan aku merasa berada di sebuah hutan tropis yang sangat rindang dan indah
sekali. Daerah itu bernama ganda wangi” jelas beni.
Beni menceritakan pengalamannya itu kepada
kakaknya deni. Namun, deni kurang percaya dengan cerita adiknya itu. ia
menganggap cerita adiknya itu hanyalah cerita khayalan anak 8 th saja. Beni
terus meyakinkan kakaknya. Akhirnya deni pun mencoba percaya dengan cerita
adiknya itu. deni langsung mengajak beni ke kamar, untuk membangunkan
adik-adiknya yang lain.
Setelah risa ,dan sely bangun. Beni kemudian
mengajak mereka menuju ruangan tersebut. beni kemudian membuka lemari tersebut,
kemudian mereka masuk ke dalamnya. Deni, Risa,dan Sely sangat kagum saat
melihat pesona ganda wangi. Beni kemudian mengajak saudara-saudaranya ke rumah
binggo. Namun, ketika sampai di rumah binggo. Beni sedikit kecewa karena binggo
tidak ada di rumah. Hanya ada selembar kertas. Di kertas itu tertulis, binggo
pergi ke istana ganda wangi. Ia
mengatakan bahwa akan terjadi peperangan. Mereka berempat kemudian menuju ke
istana ganda wangi yang berada di tengah hutan.
Sampai di tengah hutan beni dan
saudara-saudaranya, terkejut semua bintang berkumpul menjadi satu tumpah ruah
menjadi satu. Disana beni dan kakaknya kemudian menuju kekumpulan tersebut dan
kemudian ingin ikut berperang melawan penyihir ruwina, dan anak buahnya.
***
Setelah siap semuanya, beni dan saudara-saudara
lainnya beserta para binatang dan prabu dewata menuju temapat peperangan.
Disana pasukan penyihir ruwina juga sudah berkumpul. Saat terompet di bunyikan.
Kedua pasukan bersiap-siap untuk saling menyerang. Parbu dewata kemudian
memimpin pasukanya untuk menyerang duluan. Begitu juga ruwina juga memimpin
pasukannya untuk menyerang juga. Perang terjadi begitu singit. Banyak pasukan
ganda wangi yang berguguran satu persatu. Begitu juga dengan pasukan ruwina.
Ketika itu beni yang begitu kecil, hanya bisa
membantu semampu dia. Saat akan menyerang salah satu anak buah ruwina.
Tiba-tiba bruk, dari belakang ternyata ruwina memukul punggung beni. Seketika
itu juga beni pingsan. Ruwina sangat senang melihat keadaan tersebut. Deni
melihat adiknya pingsan langsung seketika itu naik pitam. Deni langsung
mengambil pedangnya yang terserak ditanah. Ia sangat marah dengan ruwina. Deni
mencoba membunuh ruwina. Saat ingin menusuk ruwina tiba-tiba dari belakang
prabu dewata menusuk ruwina. Setika itu juga ruwina terkapar ke tanah.
Deni terkejut melihat hal tersebut. prabu
dewata kemudian menuju ke tempat beni terkapar. Beliau kemudian mendudukan beni
dan ia usahkan tangannya kepunggung beni. Seketika itu beni terbangung dan
tersenyum. Sejak
saat itu deni, beni risa dan sely di jadikan raja dan ratu di ganda wangi.
Mereka tinggal selamanya disana dan memimpin istana ganda wangi.
***
Pagi itu raja deni, beni dan ratu risa dan sely pergi berkeliling
hutan dengan menggunakan kuda. Saat itu mereka kemudian berhenti sejenak untuk beristirat. Tiba-tiba Deni menemukan tiang lampu.
"hai, lihat lampu apa ini? sepertinya aku pernah melihatnya" kata Deni. Selihat ke lapu tersebut.
" Ada jalan sepertinya disana? " lanjut risa.
" Iya,, jalan apa itu, ayo kita lihat.. ?" sela Beni penasaran.
Seketika itu
mereka menuju kejalan dimana dulu mereka masuk ke ganda wangi, Dan gubrakkkBeni
terjatuh dari tempat tidurnya dan hanya tersenyum manis.
SEKIAAN
Nach itu cerita berbingkaiku, thank for your visit. Please your comment and kritik ya . thank you ^^ .
Creat By: IMaaa ^^
0 komentar:
Posting Komentar