HEMODIALISIS
(CUCI DARAH)
HAY,,, teman-teman kali ini aku ingin mengulas tentang HEMODIALISIS nich.. atau yang lebih terkenal dengan nama cuci darah. Aku sangat tertarik dengan teori hemodialisis ini sebab , dulu almarhum simbah ku mengalami cuci darah ini,, wuhuuuu,,, kug malah curhat sich, haduhh -_-''.. hahah
Anyway, langsung aja nich, ada beberapa informasi tentang hemodialisis, Selamat membaca, I HOPE mY writing all to the good for you, Enjoy your read.. ^0^
HEMODIALISIS (CUCI DARAH)
A.
Pengertian Hemodialisis
Hemodialisis (cuci darah)
adalah sebuah terapi . Kata ini berasal dari kata haemo yang berarti darah dan dialisis yang berarti dipisahkan. Hemodialisis
merupakan salah satu dari Terapi Penggganti Ginjal, yang digunakan pada
penderita dengan penurunan fungsi gingjal, baik akut maupun kronik. Perinsip
dasar dari Hemodialisis adalah dengan menerapkan proses dufusi dan
ultrafiltrasi pada ginjal buatan, dalam membuang sisa-sisa metabolisme tubuh.
Hemodialisis dapat dikerjakan untuk sementara waktu (misalnya pada Gagal Ginjal
Akut) atau dapat pula untuk seumur hidup (misalnya pada Gagal Ginjal Kronik). Pada
dasarnya untuk dapat dilakukan Hemodialisa memerlukan alat yang disebut ginjal
buatan (dialiser), dialisat dan sirkuit darah. Selain itu juga diperlukan akses
vaskuler.
Hemodialisis berfungsi membuang produk-produk sisa metabolisme
seperti potassium dan urea dari darah dengan menggunakan mesin dialiser. Mesin
ini mampu berfungsi sebagai ginjal menggantikan ginjal penderita yang sudah
rusak kerena penyakitnya, dengan menggunakan mesin itu selama 24 jam perminggu,
penderita dapat memperpanjang hidupnya sampai batas waktu yang tidak tertentu.
Tekanan di dalam ruang dialisat lebih rendah dibandingkan dengan
tekanan di dalam darah, sehingga cairan, limbah metabolik dan zat-zat racun di
dalam darah disaring melalui selaput dan masuk ke dalam dialisat. Proses hemodialisis
melibatkan difusi solute (zat terlarut) melalui suatu membrane semipermeable.
Molekul zat terlarut (sisa metabolisme) dari kompartemen darah akan berpindah
kedalam kompartemen dialisat setiap saat bila molekul zat terlarut dapat
melewati membran semipermiabel demikian juga sebaliknya. Setelah dibersihkan,
darah dialirkan kembali ke dalam tubuh.
B.
Proses Hemodialisis
Mekanisme proses pada mesin
hemodialisis, darah pompa dari tubuh masuk kedalam mesin dialisis lalu
dibersihkan pada dializer(ginjal buatan), lalu darah pasien yang sudah bersih
dipompakan kembali ketubuh pasien. Mesin dialisis yang paling baru dipasaran telah
dilengkapi oleh sistim koputerisasis dan secara terus menerus memonitor array
safty-critical parameter, mencangkup laju alir darah dan dialysate, tekanan
darah, tingkat detak jantung, daya konduksi, pH dll. Bila ada yang tidak
normal, alarem akan berbunyi. dua diantara mesin dialisis yang paling besar
adalah fresenius dan gambro. Dalam hemodialisis memerlukan akses
vaskular(pembulu darah) hemodalisis (AVH) yang cukup baik agar dapat diperoleh
aliran darah yang cukup besar, yaitu diperlukan kecepatan darah sebesar 200 –
300 ml/menit secara kontinu selama hemodialis 4-5 jam. AVH dapat berupa kateter
yang dipasang dipembulu darah vena di leher atau paha yang bersifat temporer.
Untuk yang permanen dibuat hubungan antara arteri dan vena, biasanya di lengan bawah
disebut arteriovenous fistula, lebih populer bila disebut(brescia) cimino
fistula. kemudian darah dari tubuh pasien masuk kedalam sirkulasi darah mesin
hemodialisis yang terdiri dari selang inlet/arterial (ke mesin) dan selang
outlet/venous (dari mesin ketubuh). kedua ujungnya disambung ke jarum dan
kanula yang ditusuk kepembulu darah pasien. Darah setelah melalui selang inlet
masuk kedialisar. Jumlah darah yang menempati sirkulasi darah di mesin berkisar
200ml. Dalam dialiser darah dibersihkan, sampah-sampah secara kontinu menembus
membran dan menyebrang ke kompartemen dialisat. di pihak lain cairan dialisat
mengalir dalam mesin hemodialisis dengan kecepatan 500ml/menit masuk kedalam
dialiser pada kompartemen dialisat. Cairan dialidat merupakan cairan yang pekat
dengan bahan utama elektr;it dan glukosa , cairan ini dipompa masuk kemesin
sambil dicampur dengan air bersih yang telah mengalami proses pembersihan yang
rumit (water treatment). Selama proses hamodialisis, darah pasien diberi
heparin agar tidak membeku bila berada diluar tubuh yaitu dalam sirkulasi darah
mesin.
Driving force yang digunakan adalah pebedaan konsentrasi zat yang terlarut
berupa racun seperti partikel-partikel kecil, seperti urea, kalium, asam urea,
fosfat dan kelebihan klorida pada darah dan dialysate. Semakin besar
konsentrasi racun tersebut didalam darah dan dialysate maka proses difusi
semakin cepat. berlawanan dengan peritoneal dialysis, dimana pengankutan adalah
antar kompartemen cairan yang statis, hemodialisis bersandar apda pengangkutan
konvektif dan menggunakan konter mengalir, dimana bila diasylate mengalir
kedalam berlawanan arah dengan mengalir extracorporeal sirkuit. metoda ini
dapat meningkatkan efektivitas dialisis.
Dialysate yang digunakan adalah larutan ion mineral yang sudah disterilkan.
urea dan sisa metabolisme lainya, seperti kalium dan fosfat, berdifusi ke dalam
dialysate.
Selain itu untuk memisahkan yang terlarut adalam darah digunakan prinsip
ultrafiltrasi. driving force yang digunakan pada ultrafiltrasi ini adalah
perbedaan tekanan hidrostatik antara darah dan dialyzer. Tekanan darah yang
lebih tinggi dari dialyzer memaksa air melewati membran. Jika tekanan dari
dialyzer di turunkan maka kecepatan ultrafiltrasi air dan darah akan meningkat.
Jika kedua proses ini digabungkan, maka akn didapatkan darah yang bersih
setelah dilewatkan melalui dialyzer. Prinsip inilah yang digunakan pada mesin
hemodialisis modern, sehingga keefektifitasannya dalam menggantikan peran
ginjal sangat tinggi.
A.
Penyebab Harus Dilakukan Hemodialisis
(Cuci Darah):
Cuci darah dilakukan jika gagal ginjal dan dapat menyebabkan:
ü
Kelainan fungsi otak ( Ensefalopati Uremik )
ü
Perikarditis (Peradangan Kantong Jantung )
ü
Asidosis ( Peningkatan Keasaman Darah)
yang tidak memberikan respon terhadap pengobata lainnya.
ü
Gagal Jantung
ü
Hiperkalemia ( Kadar Kalium Yang Sangat Tinggi Dalam Darah )
ü
Hipoksemia
Hipoksemia selama hemodialisa merupakan hal penting yang perlu dimonitor
pada pasien yang mengalami gangguan fungsi kardiopulmonar.
ü
Perdarahan
Uremia menyebabkan ganguan fungsi trombosit. Fungsi trombosit dapat dinilai
dengan mengukur waktu perdarahan. Penggunaan heparin selama hemodialisa juga
merupakan factor risiko terjadinya perdarahan.
ü
Ganguan pencernaan
Gangguan pencernaan yang sering terjadi adalah mual dan muntah yang
disebabkan karena hipoglikemia. Gangguan pencernaan sering disertai dengan
sakit kepala.
ü
Pembekuan darah
Pembekuan darah bisa disebabkan
karena dosis pemberian heparin yang tidak sesuai ataupun kecepatan putaran
darah yang lambat.
B. Jenis
Cuci Darah:
Ada 2 jenis cuci darah:
1. Peritoneal dialisis
Cuci darah peritoneal adalah
metode yang kurang dikenal cuci darah, walaupun hal ini menjadi lebih umum.
Cuci darah peritoneal melibatkan menggunakan peritoneum sebagai filter.
Periotenaum adalah selaput tipis yang melapisi bagian dalam perut, dan
mengelilingi dan mendukund organ-organ perut, seperti perut dan hati. Seperti
ginjal,periotoneum berisi ribuan pembuluh darah kecil, sehingga berguna sebagai
alat penyaringan. Selama cuci darah peritoneal, tabung fleksibel kecil yang
dikenal ssebgai karakter terpasang ke sayatan di perut anda, dan cairan khusus
yang dikenal sebagai cairan Cuci Darah, dipompa ke rongga peritoneal anda.
Rongga peritoneal adalah ruang sekiar peritoneal. Saat darah bergerak melalui
peritoneum, produk limbah dan kelebihan cairan yang dipindahkan keluar dari
drah dan ke dalam cairan Cuci Darah. Cairan Cuci Darah ini kemudian dikeringkan
keluar dari rongga.
1. Hemodialisa
Hemodialisa adalah jenis cuci
darah yang kebanyakan orang sadari. Ini melibatkan memasukan jarum, yang
melekat oleh tabung untuk mesin cuci darah, ke dalam pembuluh darah.
Pada proses hemodialisa , darah akan dialirkan melalui saringan
khusus (Dialiser) yang berfungsi menyaring sampah metabolisme dan air yang
berlebih. Kemudian darah yang bersih akan dikembalikan ke dalam tubuh.
Pengeluaran sampah dan air serta garam berlebih akan membantu tubuh mengontrol
tekanan darah dan kandungan kimia tubuh jadi lebih seimbang. Setiap pasien HD
diharuskan mematuhi jadwal cuci darahnya. Dalam seminggu biasanya pasien
menjalani 2 kali cuci darah, masing-masing sekitar 4 jam. Namun adalakanya
untuk kondisi tertentu, menjadi lebih dari 2 kali seminggu.
Ø Dialiser (ginjal buatan)
Seperti inilah bentuk tipikal dari hollow fiber dializer. Di dalamnya
terdapat serabut yang memungkinkan darah untuk lewat. Cairan dialisis, yang
merupakan cairan pembersih dipompakan di antara serabut-serabut tersebut. Serabut
tersebut memiliki lubang-lubang halus yang memungkinkan air dan sampah
metabolisme terserap dalam cairan pembersih dan membawanya keluar.
Ø Dialiser Reuse
Penggunaan dialiser berulang ini dinamakan reuse. Reuse merupakan
tindakan yang aman yaitu proses membersihkan dialiser sesuai dengan standart
prosedur yang telah teruji. Dialiser ini akan diuji kelayakannya terlebih
dahulu sebelum digunakan dan hanya digunakan pada satu orang untuk satu
dialiser. Sebelum tindakan cuci darah dilakukan, pastikan dialiser yang
dipasang sesuai dengan nama pasien pemilik.
Ø Cara Dialisis (Dialisat)
Cairan pencuci yang disebut dialisat, adalah cairan yang membantu
mengeluarkan sampah dan kelebihan air dari tubuh. Cairan ini terdiri dari zat kimiawi
yang membuatnya seperti spon. Dokter akan memberikan spesifikasi cairan yang
sesuai dengan keadaan pasien.
Ø Akses Jarum (Fistula)
Jarum adalah bagian paling menakutkan dari cuci darah. Krim
anestesi ataupun spray digunakan untuk mengurangi rasa sakit saat penusukan
jarum pertama kali. Kebanyakan unit renal menggunakan dua jarum untuk
memasukkan dan mengeluarakan darah. Memang ada juga jarum khusus yang bisa
digunakan dengan dua bukaan, tapi jarum ini dianggap kurang efisien dan
memerlukan waktu yang lebih lama.
A. Cara
Penggunaan Mesin Dialisis
Sebuah mesin dialisis adalah mekanisme yang
menyaring darah pasien untuk mengeluarkan produk sampah dan air yang berlebih
ketika pasien tidak memiliki ginjal lebih lanjut, atau jika ginjal tidak
berfungsi atau rusak. Prosedurnya adalah sebagai berikut:
1. Darah diekstraksi melalui fistula
arterio-vena, vena khusus dibentuk pada lengan bawah. Drah dibawa ke tabung
plastik dari mesin dialisis.
2. Mesin dialisis adlah mirip dengan
ginjal buatan. Ini memiliki tabung plastik yang mengangkut darah dipindahkan ke
dialyser untuk menyaring.
3. Dari dialyser tersebut, larutan
garam adalah disebarkan dengan darah, yang sekarang disebut dialisat.
4. Dialisat diproses melalui
penyaringan. Bagitu proses tersebut selesai, darah bersih dimasukan kembali ke
pasien. Kotoran sekarang telah di hapus hanya menyisakan darah bersih.
5. Jika dialisis akan dilakukan di
sebuah klinik dialisis khusus, jangan terlambat datang. Kebanyakan sesi
berlangsung selama sekitar empat jam untuk sekali atau tiga kali seminggu tergantung
kebutuhan tubuh pasien.
6. Tugas ginjal manusia ditiru oleh
mesin dialisis. Ini menghilangkan urea dan beberapa garam dari darah sehingga,
hindari selalu banyak garam dalam makanan setelah anda dikembalikan.
7. Sebuah tabung membran semi-berpori
mengmungkinkan darah mengalir dari pasien ke larutan steril. Penting komponen
darah yang tegang oleh membran, garam dan aliran urea ke dalam larutan steril
sebelum dihapus.
8. Dialisis menghilangkan kelebihan
cairan dari darah dan menghilangkan urea, natium, magnesium, kalium, dan bahan
kimia lainnya.
9. Dialser ini melakukan proses cuci
darah dimana darah memasuki header merah dan berjalan melalui ribuan serat
berongga tipis. Dialisat sekarang memasuki header biru dari bawah dan mengalir
di sekitar dapat menyedot dari darah molekul besar dan menghapusnya.
10. Elektrolit dan limbah pindah ke
dialisat karena memiliki konsentrasi yang lebih tinggi. Langkah ini disebut
difusi. Dialisat segar ada setiap saat dan tidak pernah berakhir.
11. Cairan dieliminasi dari darah
seperti ginjal lakukan.
12. Menghapus cairan dari darah adalah
melaui filtrasi ultra, mirip dengan reverse osmosis.
Dalam reverse osmosis ukuran pori membran
terlalu kecil sehingga hanya bisa memungkinkan air untuk lulus, ukaran pori
membran lebih besar di ultra filtrasi.
Untuk
menggunakan mesin dialisis membutuhkan bantuan dokter. Seorang pasien tidak
bisa melakukannya sendiri. Selain itu, hanya dokter dapat mengdiagnosa jika ada
kebutuhkan untuk sebuah dialisis. Dan jika ada, hanya peran pasien untuk
berkonsultasi dengan dokter ginjal, bertanya tentang mesin dan memungkinkan
prosedur
Nach,, itu tadi adalah informasi tentang hemodialisis, thanks for your visit ya, :)
see you.... ^_^
3 komentar:
thank's buat ilmunya :)
kalo boleh tau itu referensinya dari mana ya??
Cuci darah sangat lah mahal, kami ahli menetralisir darah dan telah menyembuhkan banyak pasien dan banyak lagi keluhan pasien dari penjuru daerah untuk mengatasi penyakit anda , dengan metode Islami dan tenaga dalam tanpa sentuhan tangan. cukup sms untuk keterangan lebih lanjut 0878 1653 1804 ( Mas Udin ) Pondok Pabelan Magelang
ralat 0822 438 473 51 mas udin
Posting Komentar